aku lahir dari malam,
aku hadir tanpa mengharapkan selimut kasih sayang
karena ku tahu
kehidupan adalah cahaya yang bisa membakar sekaligus penerang jiwa.
bersama malam aku memahat gelap,
mengukir sepi,
lalu menabuhkan gendang untuk setiap langkah menuju denyut nadiku.
Tak kutakutkan peperangan yang telah aku sepakati
ketika roh dan jasad bersekutu.
aku telah menyiapkan hamparan luka untuk jadi senjata,
meneroka ke sudut-sudut prahara.
Ini diri yang menunggang hari-hari tak pernah berhenti
( Hamidah : tawanan 132- hukuman : Mati).
aku hadir tanpa mengharapkan selimut kasih sayang
karena ku tahu
kehidupan adalah cahaya yang bisa membakar sekaligus penerang jiwa.
bersama malam aku memahat gelap,
mengukir sepi,
lalu menabuhkan gendang untuk setiap langkah menuju denyut nadiku.
Tak kutakutkan peperangan yang telah aku sepakati
ketika roh dan jasad bersekutu.
aku telah menyiapkan hamparan luka untuk jadi senjata,
meneroka ke sudut-sudut prahara.
Ini diri yang menunggang hari-hari tak pernah berhenti
( Hamidah : tawanan 132- hukuman : Mati).
No comments:
Post a Comment