Google
Best Poetry (Puisi Pilihan)

Puisi Cinta


Rinduku

Meski sejenak bertemu, aku bahagia bisa kembali melihatmu
Di batas-batas kerinduan dan kehampaan tak terasa airmata menetes di pipiku

Hati yang mati suri, tiba-tiba terjaga dan berkata bahwa sesungguhnya rasa masih ada
Baru kumengerti bahwa rasa tak pernah pergi dan sepertinya takkan terganti

Sekeras apapun kumencoba, selemah apapun daya tuk mengingatnya
Hati miliki pilihannya sendiri yang tak bisa diatur oleh akal

Kukira aku sudah berhenti berharap di sekian waktu yang lalu
Kukira aku tak punya lagi hasrat untuk bertemu
Kukira… aku takkan lagi melihatmu seindah seperti dulu
Hingga kemarin aku tahu bahwa segalanya tak ada yang berubah
Hanya setumpuk perkiraanku saja yang salah


Kurindu

Hanya kerinduan yang dalam yang kurasakan
ketika sepi menyapu debu-debu kebenciannya kepadaku.
Aku rindu keceriaannya…
Aku rindu kasih sayangnya…
Aku rindu semua hal tentang dirinya.
Kebenciannya padaku takkan menggores luka pada hati
yang penuh pelangi CINTAnya ini.
Tuhan …
apakah CINTA sejati gak berpihak pada kita?
Hanya Engkau yang bisa menjawab misteri ini…
Hatiku meneteskan darah yang membakar pedih setiap saat…
Aku memalingkan wajahku terlihat mutiara wajahmu
tersenyum manis dialam anganku.


CINTA


Karena aku terlalu CINTA padamu
Aku tinggalkan kamu


Aku Ingin

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada


Caraku Mencintaimu

aku mencintaimu dalam diam
aku mencintaimu dari sudut hatiku yang kelam
dalam kilatan binar mata kala memandangmu
dalam pandangan sayang yang kuberikan padamu

aku mencintaimu dengan rasa sakit di dalam diri
tiap kali memandangmu, tiap kali mendengar suaramu
aku mencintaimu dalam rasa dingin menyelubungi
yang membuat nafasku tercekat tiap ingat dirimu

aku mencintaimu dengan caraku
mungkin kamu tak perlu tahu


Yang Terpendam

entah harus mulai dari mana mengatakannya
dan aku tak mau salah mengungkapkannya
sebab walau terpintas dibenakku semua teori dan buku buku referensi
ternyata lebih sulit mempraktekkannya di hadapanmu
namun
kalau pandangan matamu adalah kerlap kerlip lampu mercusuar di malam hari
kudapati kelembutan matamu menuntunku menembusi kabut dan gelapnya laut
. . . aku pasti berlabuh

No comments: